Saturday 11 May 2013

Mas'ul Bukan Kudus!



Mas'ul bukan kudus kerana mereka juga adalah manusia biasa dan bukannya malaikat. Namun, pasti ada sebab mengapa Allah pilih mereka untuk memikul amanah dan membimbing kita.

Hikmah mereka umpama ayah kepada kita, terkadang mesra mereka umpama sahabat, tegas mereka umpama pemimpin pada kita, sahsiah mulia menjadi contoh yang baik pada kita dan yang pastinya mereka sentiasa ada untuk menginspirasikan kita.

Terkadang tercalit kelemahan pada tindakan mereka, justeru itu mereka juga insan biasa laksana perlukan teguran daripada kita. Mungkin bicara mereka tidak fasih menyampaikan risalah namun terserlah keikhlasan dalam menyampaikan risalah dengan penuh kesabaran.

Ada ketikanya tatkala kita diuji untuk thiqoh pada mereka, mungkin kita rasa ilmu kita lebih dari mereka, mungkin kita merasa cara mereka agak ketinggalan, mungkin kita rasa kaedah mereka membosankan, mungkin kita rasa kita lebih bersemangat berbanding mereka. Ketika itu, kita umpama resmi lalang semakin ia tinggi semakin tegak ia mendongak langit.

Cuba kita tanyakan lubuk hati kita yang paling dalam. Sudah terlalu lamakah usia kita dimedan dakwah berbanding usia mereka? Sudah terlalu luaskah pengalaman hidup kita berbanding pengalaman hidup mereka? sudah terlalu tinggikah nilai pengorbanan kita berbanding pengorbanan mereka? Sudah terlalu fahamkah kita membawa risalah ini berbanding mereka?

Tatkala kita menemukan jawapan itu, kita masih tidak mampu merasai seperti apa mereka rasai. Sehinggalah kita semua melalui jalan-jalan yang mereka telah lalui. Pada ketika itu, kita telah menjadi mas'ul dan mereka telah berjaya melahirkan pemimpin laksana "Tarbiyah melahirkan pemimpin" namun belum tentu kita mampu melahirkan pemimpin seperti mereka.

Kita juga akan mendepani kritikan-kritikan dari anak didik kita, kita juga akan menerima tentangan dari anak didik kita justeru itu kita akan merasai persis seperti apa tindakan kita pada mas'ul. Dunia ini umpama bola pinpong jika kamu lontarkan kedinding akan melantun semula ia kepadamu. 

Kenapa tidak kita menjadi seperti resmi padi? Semakin ia berisi semakin pula ia tunduk merendah. Lontarkan pandanganmu dengan hikmah, taburlah ilmumu dengan ikhlas, berilah teguran dengan kasih sayang dan ajukan soalan dengan tulus nescaya kita bahagia dididik oleh mas'ul kerana impian mas'ul untuk menjadikan pemimpin yang mampu memimpin dengan lebih baik berbanding mereka membimbing kita.

Ana bukan anak didik mas'ul yang baik, ana cuma begitu hormati mereka kerana mereka sabar mendidik ana yang serba doif ini. Dikesempatan ini, ana ucapkan jutaan terima kasih kepada semua mas'ul-mas'ul yang pernah mendidik ana. Mungkin ana pernah mengguris hati kalian, mungkin tindakan ana pernah melanggar perintah kalian, mungkin ana terlalu semangat sehingga mengabaikan nasihat kalian, dan mungkin ana lupa kalau ana masih mentah dimedan ini.

Biarlah langit malam menjadi saksi kalian menyampaikan risalah pada ana, biarlah redup awan menjadi saksi permusafiran kita bersama, biarlah rantaian masa menjadi saksi kebersamaan kita, biarlah ketulan hati ini menjadi saksi ana menerima sentuhan tarbiyah kalian dan biarlah langit dan seisi bumi ini bersaksi kalau kalian mas'ul yang mendidik ana menuju jalan yang diredhai Allah Azza Wa Jalla.

Sungguh mas'ul bukan kudus namun hatinya tulus.


Yang Ikhlas

Anak Didikmu. :')

0 comments:

Post a Comment